Selasa, 06 Agustus 2019

5 Strategi Pemasaran Ini untuk Memenangkan Kampanye Pemilu

Related image

Mempropagandakan partai atau tokoh yang akan diusung pada penentuan umum (Pemilu) tentunya memerlukan dana yang besar sekali. Oleh karenanya, diperlukan taktik pemasaran yang tepat supaya dana kampanye yang besar itu tidak terbuang sia-sia. Alex Connel, seperti yang diambil dari Mumbrella.com.au, share panduan mengenai taktik pemasaran yang efisien untuk memenangi pemilu. Dia coba menganalisa kampanye pemilu Obama yang sukses menang atas Mitt Romney pada 2012 kemarin. Sosialisasi-Pemilu-di-Kuningan Ini ialah lima hal yang harus ada sekaligus juga dilakukan dalam gagasan marketing kampanye pemilu.

1. Kemampuan Jargon Slogan Obama 'Change' atau 'perubahan' tambah lebih kuat dibanding jargon Romney 'Believe in America'. Pergantian, saat terkait dengan politik, ialah satu kata yang berarti pandangan positif; hal yang akan dikerjakan; permasalahan yang akan teratasi; serta semua permasalahan akan musnah. Lalu, bagaimana dengan 'Believe in America'? Arti yang terbersit ialah jika sampai kini orang tidak yakin Amerika? Kenapa Kamu tidak yakin Amerika? Itu berarti, 'Keyakinan' tidak melakukan perbaikan Amerika, tetapi 'perubahan' akan dapat.

2. Dapatkan Narasi yang Menarik, lalu Komunikasikan Tiap merk yang sukses mempunyai narasi menarik. Oleh karenanya, lebih baik bila narasi itu bisa membuat ketakjuban atau empati. Obama lahir dari ayah Kenya kelas menengah serta ibu Inggris, terjebak dalam geng serta pemakaian narkoba sepanjang umur remaja, lulus dari Harvard, selanjutnya meneruskan menjadi presiden Amerika pertama dari Afrika dalam riwayat Amerika Serikat. Lalu, apa narasi Romney? Dia ialah jutawan sekaligus juga entrepreneur dari Salt Lake City, yang bersahabat dengan entrepreneur kaya raya yang lain seperti Donald Trump. Team Romney tidak berupaya dengan signifikan untuk merubah narasi itu untuk memberi dimensi lain dari Romney untuk pemilih mungkin. Karena, narasi dengan pendekatan uang kurang berefek bagus buat pemilih.

3. Tonjolkan Titik Ketidaksamaan Romney gagal membuat titik ketidaksamaan. Dia belum habiskan sejumlah besar jasa kampanye online nya untuk menyerang Obama melalui rumor ekonomi. Walau sebenarnya, pada tahun 2012 Amerika mempunyai lebih dari 20 juta pengangguran serta utang lebih dari 70% dari PDB. Semestinya, Romney bisa menonjolkan ketidaksamaan melalui rumor itu berdasar pengalaman bisnisnya.

4. Manfaatkan Dampak Social Channels Obama mampu manfaatkan aliran sosial media dalam tiap kampanyenya. Kampanye sosial media strategis Obama dengan mengepaknya dengan interaktif, berkampanye dengan real time, memakai bahasa media sosial, dan memakai Twitter serta Facebook untuk terus mempublikasikan cuplikan, kebijaksanaan, serta statistik yang bisa memberi dukungan Obama.

5 Jangan Acuhkan Hukum Pemasaran Dalam bagian apa pun belum pernah gampang buat lawan untuk masuk serta membuka pemimpin awalnya. Tapi, Romney sebetulnya mempunyai kesempatan besar. Sayangnya, kampanye Romney meremehkan beberapa hukum pemasaran yang dipandang penting: The Law of Perception (bagaimana Kamu ingin diterima oleh pemirsa), The Law of Focus (masih setia pada sebagian kecil prinsip-prinsip yang kuat, dibanding berusaha untuk lakukan semua sekaligus juga); The Law of Opposite (menempatkan diri jadi yang berlainan untuk pemimpin); serta The Law of Sacrifice (memberi suatu menjadi bersaing di lain tempat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact us

Nama

Email *

Pesan *